Karst atau pegunungan kapur adalah bentuk bentang alam yang dicirikan
dengan adanya depresi tertutup, drainase permukaan dan gua. Karst terbentuk
akibat adanya proses pelarutan suatu kawasan batuan karbonat, sehingga
menghasilkan bentuk permukaan bumi yang unik berupa exokarst (diatas permukaan)
dan indokarst (dibawah permukaan). Pegunungan karst Rammang-rammang berada
dalam urutan ketiga terluas di dunia setelah Tsingy di Madagaskar dan Shilin di
Cina.
Dahulu, Kawasan Rammang-Rammang ini hanya dapat dicapai lewat pasar kali bone yamg terletak di jalan poros Pangkep-Maros dengan menggunakan perahu. Kemudian, diketahui perisahaan semen Bosowa membuka akses dan jembatan di desa Salenrang. Kawasan Rammang-Rammang sempat ditawarkan untuk ditambang oleh perusahaan marmer dan masyarakat setempat sempat diiming iming jadi buruh dan karyawannya. Namun masyarakat tidak gentar menolak. Sekitar tahun 2007 silam, Kawasan karst yang dilelang sekitar 40 hektar untuk dieksplorasi oleh 3 perusahaan kalibar besar dari Cina oleh pemda kab. Maros. Pada tahun 2017 lalu pula, kawasan karst ini telah menjadi Taman Nasional Geopark dan sedang diajukan kepada UNESCO untuk menjadi UNESCO Geopark Global, atau geopark tingkat internasional. Tahun 2018, pengunjung Rammang-rammang mencapai 74.708 orang, pada 2019 turun jadi 50.000 orang. Jumlah itu, dalam hitungan pengelola kawasan putaran uang yang masuk mencapai Rp7,4 miliar, dengan asumsi setiap pengunjung mengeluarkan antara Rp100.000-Rp150.000, dari mulai jasa parkiran, sewa perahu, hingga makanan.
Kawasan
ini mulai dibuka sebagai kawasan perlancongan pada 2015 dengan adanya kelompok
sadar wisata. Usaha berkembang mulai dengan adanya penyewaan perahu,
pemandu, makan minum, hingga pengelolaan penginapan. Pendapatan dari
pengelolaan wisata, dipakai untuk keuntungan bersama dan kas desa. Di
kawasan ini, ada kampung Berua yang dihuni 15 kepala keluarga dengan 15 rumah
panggung yang rerata penghuninya berprofesi petani padi dan jadi pemandu
wisata. Sepanjang kawasan ini, tempat karst banyak ditumbuhi
tanaman-tanaman nipah. Di dekat sungai ini,
disediakan musala dan tempat tetirah untuk
beristirahat. Masyarakat sini juga memakai perahu untuk sarana pengangkutan dari
dan ke tambak maupun ke
sawah. Di kawasan ini, mengalir Sungai Pute dengan
hutan batu yang tegak tinggi. Kampung Berua ini sendiri, dikelilingi
menara karst dalam
gua yang purba.
Pegunungan kapur Rammang-rammang telah terbentuk sejak 30 juta tahun lalu. Akan tetapi, kawasan ini diperkirakan dihuni manusia sejak 40 ribu tahun lalu. Jika beruntung, kita dapat menemukan jejak-jejak kehidupan manusia purba melalui tulisan, fosil dan simbol-simbol di dinding gua. Istilah Rammang-rammang sendiri berasal dari istilah Makassar yang berarti “awan” atau “kabut”. Hal ini sesuai dengan kondisi alam lokasi eksotik ini, dimana selalu diselimuti awan dan kabut ketika pagi hari. Sebelum dibuka menjadi tempat wisata, Rammang-rammang direncanakan sebagai kawasan penambangan batu kapur. Pada tahun 2008, tiga perusahaan asal Tiongkok mendapat izin untuk melakukan aktivitas penambangan, hingga pada akhirnya pada 2013 izin tersebut dicabut melalui desakan masyarakat desa Selenrang yang peduli terhadap alam.
Adapun Lokasi Wisata Karst Rammang-Rammang
Objek wisata Kampung Karst Rammang-Rammang berada di
Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jarak dari
pusat kota Makassar ke obyek wisata ini sekitar 40 kilometer ke arah utara.
Memerlukan waktu tempuh kurang lebih 2 jam berkendara dari Kota Makassar. Setibanya
di lokasi, kita akan disuguhi pemandangan pepohonan dan persawahan yang
ditanami pada oleh warga desa Selenrang, Kabupaten Maros.
Petualangan pun dimulai dari sini, Bukit-bukit karst
menjadi background dari hijaunya alam Rammang-rammang. Udara
yang sejuk menjadikan wisatawan dalam negeri dan mancanegara betah berada di
kawasan ini. Keramahan penduduk lokal sebagai pemandu wisata memberikan
kenyamanan bagi pengunjung untuk mengelilingi gugusan-gugusan karst.
Ada beberapa tempat yang wajib dikunjungi ketika kita
berada di kawasan Rammang-rammang, antara lain Taman Hutan Batu Kapur, Gua
Bulu’ Barakka’ Telaga Bidadari, Gua Telapak Tangan dan Guan Pasaung. Untuk
mengunjungi semuanya, cukup diperlukan waktu satu hari saja. Sebab, ditempat
ini belum terdapat fasilitas penginapan. Informasi terbaru, pegunungan karst
Rammang-rammang di Maros, Sulawesi Selatan saat ini menjadi yang terbesar di
dunia. Sebab, pegunungan karst yang ada di China dan Madagaskar kian waktu kian
tergerus oleh eksploitasi dan aktivitas pertambangan
Mobil atau motor bisa kita titipkan di dermaga ini
untuk melanjutkan perjalanan dengan kapal. Sedangkan jika kita memilih angkutan
umum, mulailah perjalanan dari Kota Makassar dengan menggunakan pete-pete,
sebutan untuk angkutan kota di Makassar, yang menuju Pangkep. Pengunjung bisa
turun di pertigaan Semen Bosowa. Selanjutnya berjalan kaki sebentar menuju
dermaga Selenrang.
Dermaga Selenrang menyediakan kapal-kapal wisata yang tarifnya sekitar Rp 200.000 untuk kapasitas hingga empat orang dan Rp 250.000 untuk kapal berkapasitas hingga 7 orang. Jika datang dengan kelompok lebih besar, ada baiknya menyewa kapal yang berkapasitas hingga 10 orang dengan tarif sekitar Rp 3.000.000
Di dalam kawasan ada perkampungan yang didiami warga lokal. Meski penyewaan perahu untuk akses menuju dalam itu masih terbatas, tapi memang operasionalnya tetap berlangsung selama 24 jam. Di dalam kawasan ada perkampungan yang didiami warga lokal. Meski penyewaan perahu untuk akses menuju dalam itu masih terbatas, tapi memang operasionalnya tetap berlangsung selama 24 jam.
Fasilitas Yang Terdapat di Karst Rammang-Rammang
- Fasilitas Perahu
Dari dermaga, kamu bisa menggunakan jasa sewa perahu
untuk menuju ke Kampung Berua. Harga sewa perahu bervariasi dan tergantung
muatannya. Harga sewa perahu untuk 1 s/d 4 orang seharga Rp. 200.000/perahu.
Harga sewa perahu yang muat hingga 7 orang dikenakan biaya Rp. 250.000/perahu. Dan
harga sewa perahu yang bermuatan lebih dari 10 orang dikenakan biaya sebesar
Rp. 3.000/perahu. Harga tersebut sudah adalah biaya berperahu pergi dan pulang.
Lalu terdapat juga
tempat makan di berbagai tempat. Selain menyediakan makanan pokok juga
menyediakan cemilan cemilan yang snagat cocok untuk para wisatawan yang hanya
sekedar piknik dan singgah untuk mengisi perut. Dengan harga yang menjamin kita
dapat membeli makanan tersebut tanpa berpikir Panjang lagi.
Di setiap lokasi juga
terdapat tempat sampah yang tentunya untuk menjaga kelestarian alam di Rammang
Rammang. Penerangan juga tak lupa telah di sediakan oleh warga sekitaran sana.
Untuk kamar mandi juga telah tersedia namun tidak banyak jadi para pengunjung
agak sulit mencarinya karena tidak terlalu banyak tersedia.
- Fasilitas penginapan dan cafe
Fasilitas penunjang ada tersedia Kafe dan penginapan. Kafe sederhana milik warga lokal ini tidak hanya menyiapkan tempat makan dan minum yang cukup eksklusif dengan harga murah, tapi juga penginapan yang cukup unik dan bernuansa alam. Penginapan yang ada berbentuk gubuk kecil dengan fasilitas tempat tidur, kamar mandi, dan ruangan yang sejuk. Tarifnya Rp 350.000 per malam.
- Sungai Pute
Sungai Pute merupakan akses jalan yang harus dilalui para wisatwan yang hendak berkunjung ka Rammang-Rammang. Maka dari itu, perahu kecil yang disebut Katinting pun telah disediakan sebagi moda transportasinya. Sungai yang mengandung makna putih ini mengalir diantara bebatuan karst. Namun, sungai ini bukan lah sekedar rute yang harus dilalui oleh pengunjung saja. Hal ini dikarenakan sungai ini memiliki pesona alam yang sangat mengagumkan, maka dari itu perjalanan ini akan terasa seperti rekreasi. Berbagai tanaman khas seperti Nipah dan Bakau tak ayalnya akan menyambut para wisatawan yang melintasi area ini.
2. Kampung Berua
Adanya cekungan dinding batuan di sekitar aliran sungai di jadikan
sebuah tanda sebagai pintu masuk kampung berua. sudah bertahan-tahun silam,
kampung berua merupakan danau yang besar, yang berada di tengah perbukitan
Karst. Hal ini d buktikan oleh banyaknya peninggalan dan bukti arkeolog yang
mendukung.Karena letak kampung yang di kelilingin bukit Karst, maka sudah pasti
kampung ini terlihat seperti cekungan. Keindahan nya semakin tercipta dengan
adanya jalan papan yang di buat oleh warga. Bahkan tak jarang bagian jalan ini
d jadikan sebagai spot foto oleh para pengunjung yang datang.
Pada bagian sisi kiri jalan papan, terdapat 3-4 Deretan rumah panggung suku bugis. Lalu di bagian kanannya terlihat hamparan bentangan perak-petak sawah juga ada beberapa petaktanaman perairan yang di budidayakan. Jumlah rumah panggung yang ada di kampung berua tidaklah banyak, bahkan mungkin kurang dari 10 rumah. Dan letak nya pun terpencar, ataran rumah satu dan yang lainnya.Daya tarik inilah yang menjadikan salah satu keun ikan dayatarik tersendiri dari kampung ini. Bukan hanya pemandangan bukit Karst yang memanjakan mata, tapi juga kearifan lokal ya yang masih terjaga.
3. Telaga Bidadari
Pada saat perjalanan menyusuri Sungai Pute, pengunjung akan
melewati sebuah dermaga kecil dengan tulisan Dermaga Telaga Bidadari. Dermaga
ini merupakan titik awal untuk menuju ke telaga yang berada di tengah bukit
kapur, yakni telaga Bidadari. Penamaan telaga Bidadari ini merujuk pada sebuah
cerita yang menyebutkan bahwa tempat ini merupakan area dimana bidadari mandi.
Selain itu, karena tempatnya sedikit tersembunyi serta diapit oleh bukit batuan
karst yang tinggi dianggap sangat cocok untuk tempat mandi para bidadari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar